PT INTERSTISI MATERIAL MAJU
PT Interstisi Material Maju merupakan sebuah start-up yang dibangun untuk mengkomersialisasikan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Dr. Siti Nikmatin, Terutama terkait dengan Helm Green Composite. PT Interstisi Material Maju didirikan di Bogor, 6 Oktober 2017 dan bergerak dalam bidang Material Maju berbasi Biokomposit ramah lingkungan. Para pendiri perusahaan ini adalah:
1. Bapak Dwi Arso Yedi Irwanto, ST
2. Adil Quarta Anggoro, SE
3. Gema Sukmawati Suryadi, M.Si
4. Rini Sumarni, SP
Perusahaan ini berdiri dalam rangka menaungi hasil penelitian tim riset IPB bernama interstisi yang diketuai oleh Dr. Siti Nikmatin sebagai Inovator. Interstisi sejak 2008 telah meneliti biokomposit dengan berbagai jenis penguat serat alami, diantaranya rotan, rami, kenaf, dan sawit. Salah satu hasildari penelitian panjang tentang serat alami ini menemukan bahwa biokomposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki kekuatan impak yang unggul dan mampu menahan energi tumbukan. Helm ini kemudian diujikan dengan standar SNI dan mendapatkan hasil yang sangat baik. Helm ini menjadi produk unggulan dari PT. Interstisi Material Maju dengan nama GC Helmet yang merupakan singkatan dari Green Composite Helmet. Prototipe Helm Green Composite, telah dimulai pada tahun 2016 dengan jumlah 500 helm yang terdiri dari 3 tipe komposit (SN-1, SN2, dan SN-3) dan dinyatakan lulus pengujian SNI. Uji pasar telah dilakukan pada beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Bali melalui penjualan langsung, promosi diperguruan tinggi, instansi pemerintah dan swasta, pameran riset dan teknologi, serta publikasi paper internasional.
Visi
Menjadi perusahaan penghasil produk rekayasa
material maju berbasis teknologi yang ramah lingkungan, berkontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan
bersaing pada skala internasional.
Misi
Memproduksi Helm Green Composite yang memiliki
keunggulan dalam sifat fisis-mekanis, Memproduksi material biokomposit berbasis
polimer daur ulang yang diperkuat oleh serat tandan kosong kelapa sawit, Mengembangkan
sumber daya alam local, Memberdayaan SDM
lokal.
Profil Inovator
Dr. Siti Nikmatin, S.Si., M.Si., lahir di
Bojonegoro 19 Agustus 1975. Beliau merupakan dosen aktif di Departemen Fisika
FMIPA IPB dan pada tahun 2014 ditugasi sebagai kepala lab. Analisis Bahan.
Beliau menempuh sekolah S1, S2, dan S3 di bidang Fisika Material khususnya thin film dan komposit. Fokus riset yang
beliau lakukan mengenai biokomposit dengan pengembangan nano teknologi melalui
pendanaan dari DIKTI dan beberapa dana pendamping dari mitra industri. Penelitian
tentang pengembangan teknologi produksi serat rotan sebagai filler komposit aplikasi komponen sepeda
motor menjadi salah satu inovasi dalam 106 inovasi Indonesia versi Business Innovation Center (BIC) tahun 2014 dan mendapatkan
anugerah inovasi Jawa Barat 2014. Pada tahun 2016, penelitian mengenai
pemanfaatan biokomposit tandan kosong kelapa sawit pada aplikasi
helm mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (Republika
2016) serta termasuk ke dalam 108 inovasi Indonesia paling prospektif versi Business Inovation Center (BIC) tahun 2016.
Inovasi
Inovasi GC Helmet
merupakan salah satu pengembangan dari produk biocomposite. Pengembangan produk biocomposite dimulai tahun 2012 dengan
menggunakan sumber daya alam rotan. Hal tersebut bertujuan untuk memberdayakan
industri rotan di Indonesia sehingga meningkatkan kesejahteraan petani rotan
dan hilirisasi industri rotan lebih beragam. Pada awalnya, Pengembangan biocomposite berbasis rotan digunakan
sebagai pengganti komponen pada sepeda motor. Pendanaan dilakukan oleh
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan melibatkan kerjasama
dengan PT AHM sehingga menghasilkan protoype produk.
Tahun 2015 mulai dikembangkan produk diversifikasi dari sumber daya alam lain yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Latar belakang pemilihan TKKS karena diversifikasi produk dari bahan tersebut termasuk rendah. Sejauh ini, produk diversifikasi dari TKKS antara lain pupuk dan bioplastic (Nikmatin 2017). Selain itu, meningkatnya produksi minyak sawit menyebabkan peningkatan jumlah limbah TKKS sehingga diperlukan solusi inovatif untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan memiliki daya saing. Inovasi ini menghasilkan helm ramah lingkungan dengan bahan baku serat TKKS yang memiliki kemampuan tinggi untuk menyerap energi tumbukan, tahan benturan, anti pecah, dan ramah lingkungan. Pendanaan dilakukan oleh Kementrian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Pada tahun 2016, inovasi helm ramah lingkungan ini mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (Republika 2016) serta termasuk ke dalam 108 inovasi Indonesia paling prospektif versi Business Inovation Center (DRI 2016). Selain itu, inovasi tersebut juga sudah melakukan permohonan paten untuk perlindungan hak kekayaan intelektual (DRI 2016).
Tahun 2015 mulai dikembangkan produk diversifikasi dari sumber daya alam lain yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Latar belakang pemilihan TKKS karena diversifikasi produk dari bahan tersebut termasuk rendah. Sejauh ini, produk diversifikasi dari TKKS antara lain pupuk dan bioplastic (Nikmatin 2017). Selain itu, meningkatnya produksi minyak sawit menyebabkan peningkatan jumlah limbah TKKS sehingga diperlukan solusi inovatif untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan memiliki daya saing. Inovasi ini menghasilkan helm ramah lingkungan dengan bahan baku serat TKKS yang memiliki kemampuan tinggi untuk menyerap energi tumbukan, tahan benturan, anti pecah, dan ramah lingkungan. Pendanaan dilakukan oleh Kementrian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Pada tahun 2016, inovasi helm ramah lingkungan ini mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (Republika 2016) serta termasuk ke dalam 108 inovasi Indonesia paling prospektif versi Business Inovation Center (DRI 2016). Selain itu, inovasi tersebut juga sudah melakukan permohonan paten untuk perlindungan hak kekayaan intelektual (DRI 2016).
Karakteristik Jejaring Sosial
Keragaman Jejaring
Perkembangan jejaring GC Helmet melibatkan
beberapa pihak mulai dari universitas, pemerintah, dan industri. Tahap akses
terhadap sumber daya melibatkan pihak pemerintah yaitu Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan) yang menjalin kerjasama dengan Departemen Fisika IPB dan Balai
Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) untuk pengujian produk. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam pengembangan produk yang meliputi pendanaan berasal dari
Kementrian Keuangan RI dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) IPB. Selain itu, pihak lain yang terlibat pada tahap ini adalah PTPN
VIII sebagai sumber TKKS, PT MUB dan PT SM sebagai industri yang melakukan
injeksi molding dalam
pembuatan helm, serta PT KDP untuk bagian assembling dan painting.
Selanjutnya, pada tahap legitimasi melibatkan mahasiswa yang melakukan
penelitian bersama dengan inovator, Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) IPB dalam
pengajuan paten, serta Direktorat Pengembangan Bisnis (DPB) IPB dalam perijinan
penggunaan nama dan logo IPB dalam produk helm tersebut. PT IMM merupakan startup.
Kepadatan Jejaring
Kepadatan Jejaringan pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap
pengenalan peluang ke tahap akses terhadap sumber daya. Namun, pada tahap
legitimasi kepadatan jejaring kembali meningkat. Kontak yang dilakukan pada proses komersialisasi inovasi ini sebagian
besar merupakan kontak baru sehingga kemungkinan antarkontak saling mengenal
cukup kecil.
Peran Aktor Universitas
Peran aktor universitas yang mempengaruhi
perkembangan jejaring GC Helmet dapat diklasifikasikan menjadi keterlibatan aktif atau kontribusi
pasif dalam pembentukan kontak baru. Aktor universitas yang terlibat aktif
adalah sebagai berikut:
1. Inovator melakukan penelitian
bersama dengan Mahasiswa S1 dan Mahasiswa S2 pada tahap pengenalan peluang.
2. Inovator mendapatkan kontak di industri
melalui penelitian sebelumnya.
3. Inovator mendapatkan kontak untuk PT KDP
dan PT MUB melalui referral dari PT AHM.
4. Mahasiswa S1 mendapatkan kontak
dengan PTPN VIII dalam tahap akses terhadap sumber daya.
My Social Media